ara pandang serta cara menikmati hidup yang setiap hari menghampiri, ditambah lagi situasi dan suasana hati yang tidak terpelihara secara stabil, niscaya kita akan beranggapan bahwa "hidup ini begitu menjenuhkan". Diantara para pengembara dibelantara kehidupan ini pastilah ada yang meng-iya-kan anggapan tersebut. Dan kegalauanpun muncul akan menghadirkan berbagai mcam pertanyaan dan menawarkan bermacam perenungan, benarkah dunia disusun atas dasar harmonitas atau bahkan absurditas(ketidak-jelasan)? Jika disusun berdasarkan Harmoitas mengapa selalu ada kekacauan hati, kejahatan hati, kebrutalan hati? Mengahadapi hidup yang kelewat menjenuhkan, seseorang dalam menghadapi kegelisahannya membutuhkan jawaban yang reflektif (secara langsung), kontemplatif (bersifat membangkitkan) dan aplikatif (bersifat nyata). Dan jawaban-jawaban yang dihadirkan pasti akan berbeda-beda, dan boleh jadi sikap Pesimisme akan muncul dan menggoda, bahkan bisa jadi akan menimbulkan kekacauan hati.Dalam kehidupan manusia yang terdapat begitu banyak hamparan warna, egoisme, kemiskinan, kesengsaraan, ketidakpercayaan, dendam, keputus asaan dll. Dari Fakta tersebut menyatakan bahwa lebih banyak hal-hal(sifat-sifat) yang tidak baik dibanding sifat yang baik didunia ini. Bahkan ada anggapan yang kuat apa yang disebut kebahagiaan itu adalah dengan tidak adannya kesengsaraan yaitu hanyalah kesehatan semata.
asulullah bersabda, "Bukanlah orang yang kuat itu yang dapat membanting lawannya, kekuatan seseorang bukan diukur dari kekuatannya, tetapi orang yang kuat adalah orang dapat menahan hawa nafsunya pada waktu marah" (Bukhari-Muslim). Nasib bagi orang baik dan orang yang jahat tidak selalu sesuai dengan rasa keadilan kita, disinilah keadilan duniawi yang selalu tidak memadai. Hanya Hakim Yang Mahatahu, Maha-Mengerti, Maha-Kuasa, Maha-Adil yang akan dapat membalas semua yang baik dan semua yang jahat dengan semestinya, dia adalah Allah. Akhirnya hadapi dan sikapi hidup ini dengan semangat penuh harapan dan optimisme, dan setiap individu mempunyai kewajiban yang sama akan hal tersebut. Segeralah himpun kesadaran, bilamana memang dunia ini tidak sepenuhnya jelek, maka ciptakanlah kesadaran dan bertingkah lakulah lebih baik agar dunia ini bisa menjadi lebih baik. Dengan berpegang pada prinsip "Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini".
kankah kita bisa menjadi pembunuh dari sifat-sifat dan kelakuan yang jelek tersebut, atau bahkan mungkin kita sendiri akan terbunuh oleh sifat-sifat jelek tersebut?