-->
 
Yang Hilang Dari Bumiku

BERANDAARCHIVEQUR'ANYASINTAHLILAMALAN

     

   Mengapa ini bisa terjadi?

Pelahan dan lambat namun itu terasa sangat pasti, kebudayaan dan kesenian yang telah diwariskan nenek moyang kita kini mulai menghilang dari bumiku ini. Entah kenapa ini bisa terjadi jawabannya ada pada diri kita masing-masing, karena setiap orang pasti punya alasan dan jawaban yang tentunya tidak sama.

Mungkin ini adalah sebuah proses di mana budaya dan seni mulai bergeser dan berganti dengan budaya yang baru. Walaupun budaya dan seni itu memang harus berganti, mengapa kebudayaan warisan nenek moyang tidak kita jaga dan kita lestarikan, Lalu akankah budaya-budaya dan kesenian peninggalan nenek moyang itu akan masuk Museum?

Kalau berbicara menjaga dan melestarikan itu merupakan tugas yang tidak ringan, mungkin itu bukannlah tugas dan pekerjaan kita, namun itu juga merupakan tanggung jawab kita bersama, dimana kita sebagai anak bangsa yang harus tetap mempertahankan warisan nenek moyang yang merupakan kekayaan bangsa ini, demi anak cucu kita nanti.

1. Kesenian Ketoprak

Ketoprak adalah sejenis seni pentas yang berasal dari Jawa. Dalam sebuah pentasan ketoprak, sandiwara yang diselingi dengan lagu-lagu Jawa, yang diiringi dengan gamelan disajikan.

Tema cerita dalam sebuah pertunjukan ketoprak bermacam-macam. Biasanya diambil dari cerita legenda atau sejarah Jawa. Banyak pula diambil cerita dari luar negeri. Tetapi tema cerita tidak pernah diambil dari repertoar cerita epos (wiracarita): Ramayana dan Mahabharata. Kini kemanakah Kesenian ketoprak tradisional itu berada? apakah sudah Masuk Museum?. Kini yang dapat kita saksikan mungkin ketoprak humor yang sering tampil di Televisi.

2. Kesenian Ludruk

Ludruk adalah kesenian drama tradisional dari Jawa Timur. Ludruk merupakan suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang dipergelarkan di sebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan, dan sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik.

Dialog/monolog dalam ludruk bersifat menghibur dan membuat penontonnya tertawa, menggunakan bahasa khas Surabaya, meski kadang-kadang ada bintang tamu dari daerah lain seperti Jombang, Malang, Madura, Madiun dengan logat yang berbeda. Bahasa lugas yang digunakan pada ludruk, membuat dia mudah diserap oleh semua kalangan.

3. Kesenian Wayang orang

Wayang orang disebut juga dengan istilah wayang wong (bahasa Jawa) adalah wayang yang dimainkan dengan menggunakan orang sebagai tokoh dalam cerita wayang tersebut. Wayang orang diciptakan oleh Sultan Hamangkurat I pada tahun 1731.

Sesuai dengan nama sebutannya, wayang tersebut tidak lagi dipergelarkan dengan memainkan boneka-boneka wayang (wayang kulit yang biasanya terbuat dari bahan kulit kerbau ataupun yang lain), akan tetapi menampilkan manusia-manusia sebagai pengganti boneka-boneka wayang tersebut. Mereka memakai pakaian sama seperti hiasan-hiasan yang dipakai pada wayang kulit. Supaya bentuk muka atau bangun muka mereka menyerupai wayang kulit (kalau dilihat dari samping), sering kali pemain wayang orang ini diubah/dihias mukanya dengan tambahan gambar atau lukisan.

4. Budaya Gotong Royong

Kata gotong royong berasal dari bahasa Jawa, Gotong [Mikul] mempunyai arti dalam bahasa indonesia adalah memikul atau mengangkat, Sedangkan Royong [kroyok'an/royok'an] dalam bahasa indonesia adalah bersama-sama atau berjama'ah.

Jadi gotong royong bisa diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia adalah melakukan suatu pekerjaan secara bersama-sama. Dan gotong-royong sendiri bukan berarti kerja bhakti melainkan kebersamaan dalam melakukan pekerjaan. Budaya gotong royong merupakan warisan nenek moyang kita, namun saat ini gotong royong secara perlahan mulai hilang dari bumiku tercinta. Terutama di lingkungan perkotaan Gotong royong sudah hilang.

   Masih bisahkah di selamatkan?

Itulah sebagian Kebudayaan dan Kesenian warisan nenek moyang yang sekarang sudah mulai hilang dari bumiku ini, mungkin inilah pergeseran peradaban, atau memang kita yang tidak punya komitmen untuk menjaga dan melestarikannya?

Lalu akankah semua itu tinggal sejarah yang akhirnya akan masuk dalam Museum Budaya? yang nantinya para penerus dan generasi muda bangsa ini tidak bisa melihat betapa indahnya kesenian dan kebudayaan warisan nenek moyang kita. Mungkin dengan belajar mencintai sejarah, kita tidak akan melupakan kesenian dan kebudayaan warisan para leluhur bangsa ini.source : image and article from google.
Get Menu Like This...?
Please Visit Here Now
Posted On : 5 Oktober 2013 Time : 23.29
SHARE TO :
| | Powered By : C.(BH-elatos) | Copyright By : cuerosbhelatos | |